
<p>Karyawan burnout dapat terjadi di perusahaan atau industri mana pun. Burnout bisa dialami oleh siapa pun, baik pemimpin hingga karyawan berbagai level.</p>



<p>Bila menjumpai karyawan dengan <a href="https://hrpods.co.id/management-and-leadership/mengenal-penyebab-burnout-pada-karyawan">gejala</a> <em>burnout</em>, saatnya HR memiliki strategi untuk mengatasinya. Strategi di bawah juga bisa menjadi langkah preventif karyawan <em>burnout</em>.</p>



<h3 class="wp-block-heading">1) Mengidentifikasi masalah</h3>



<p>Jika rekan kerja maupun karyawan merasa kelelahan dalam beberapa bulan ini, Anda dapat mengajak mereka mengobrol.</p>



<p>Tanyakan tentang bagaimana pekerjaannya, apakah ia sedang <em>burnout</em>, hal-hal apa saja yang menyebabkan <em>burnout</em>, kapan berlangsungnya, bagaimana prosesnya, dan lainnya. Dengan demikian, Anda dapat <a href="https://hellosehat.com/mental/stres/burnout-syndrome/">mengidentifikasi masalah</a> dan membantunya mengatasi kelelahan tersebut.</p>



<h3 class="wp-block-heading">2) Mengevaluasi beban kerja</h3>



<p>Setelah itu, Anda dapat mengevaluasi <a href="https://www.michiganstateuniversityonline.com/resources/leadership/12-ways-managers-can-reduce-employee-stress-and-burnout/">beban kerja</a> bersama manajer. Pastikan pekerjaan mereka tidak melebihi kemampuan dan jam kerja.</p>



<p>Jika selama ini beban kerja karyawan tinggi, komunikasikan dengan manajer untuk menguranginya dan pantau jadwal kerja karyawan, sehingga ia memiliki waktu istirahat dan mengembangkan kemampuan lain.</p>



<h3 class="wp-block-heading">3) Jam kerja fleksibel</h3>



<p>Tak ada salahnya untuk menawarkan <a href="https://www.forbes.com/sites/alankohll/2017/07/19/7-ways-to-avoid-hr-burnout/?sh=1a7cac2e3357">jam kerja</a> fleksibel kepada karyawan yang tengah <em>burnout</em>. </p>



<p>Karyawan yang memiliki kontrol terhadap jam kerja dapat meningkat kinerja dan mengurangi kemungkinan kelelahan fisik dan mental. Meskipun langkah ini tidak bisa diterapkan pada semua perusahaan.</p>



<h3 class="wp-block-heading">4) Kesadaran terhadap kesehatan mental</h3>



<p>Tumbuhkan kesadaran terhadap <a href="https://www.forbes.com/sites/heidilynnekurter/2021/04/27/employers-here-are-4-ways-you-can-begin-to-effectively-tackle-employee-burnout/?sh=445c57c36009">kesehatan mental</a> pada diri karyawan. Beberapa cara ini bisa Anda terapkan:</p>



<ul>
<li>Buat strategi <a href="https://hrpods.co.id/employee-wellbeing/5-keuntungan-menerapkan-sistem-kesehatan-mental">kesehatan mental</a> dan promosikan kepada karyawan</li>



<li>Dorong karyawan untuk mengambil cuti ketika kondisi mereka tak stabil</li>



<li>Bekerjasama dengan biro psikologi untuk memberikan ruang kepada karyawan yang ingin mengekspresikan perasaan, pikiran, atau keluh kesahnya</li>



<li>Dorong manajer untuk lebih jeli dan berhati-hati ketika anggota timnya terlihat kewalahan dengan pekerjaannya. </li>



<li>Berikan ruang karyawan untuk berbicara tentang hak dan kewajibannya</li>



<li>Pertimbangkan masukan karyawan tentang strategi kesehatan mental</li>
</ul>



<h3 class="wp-block-heading">5) Mempromosikan work-life balance</h3>



<p>Promosikan <a href="https://www.michiganstateuniversityonline.com/resources/leadership/12-ways-managers-can-reduce-employee-stress-and-burnout/">work-life balance</a> di lingkungan kerja untuk menyeimbangkan kehidupan personal dan profesional karyawan, caranya:</p>



<ul>
<li>Rutin mengadakan program olahraga </li>



<li>Memberlakukan jam kerja setengah hari sebelum libur hari raya</li>



<li>Mengadakan lokakarya mengelola keuangan dan rencana investasi</li>



<li>Virtual <em>sharing</em> pada akhir pekan</li>



<li><em>Webinar</em> membicarakan masalah kesehatan</li>
</ul>



<h3 class="wp-block-heading">6) Komunikasi terbuka</h3>



<p>Menerapkan <a href="https://hrpods.co.id/interview/kunci-sukses-dan-masalah-komunikasi-perusahaan">komunikasi</a> terbuka adalah bagian dari strategi mencegah karyawan <em>burnout</em>. </p>



<p>Anda dapat mengajak manajer dan anggota tim untuk berkomunikasi mengenai pekerjaan dan hambatan kerja secara rutin, memberikan umpan balik agar karyawan memiliki performa lebih baik, karyawan berkesempatan untuk menilai kinerjanya dan tim, serta memberikan apresiasi atas pencapaian mereka.</p>



<h3 class="wp-block-heading">7) Memberikan contoh</h3>



<p>HR dan manajer dapat memberikan contoh dalam menerapkan <a href="https://hrpods.co.id/organizational-development/work-life-balance-definisi-dan-faktor-yang-memengaruhinya-220731"><em>work-life balance</em></a> dan bagaimana mengatasi <em>burnout</em> pada anggota timnya. </p>



<p>Misalnya, memanfaatkan waktu kerja sebaiknya, menerapkan jam kerja fleksibel dan sesuai tenggat waktu, berbicara langsung ke rekan kerja jika ada masalah, dan mengikuti program <em><a href="https://hrpods.co.id/employee-wellbeing/5-pilar-employee-wellbeing">wellbeing</a></em>.</p>



<h3 class="wp-block-heading">8) Memberikan pelatihan </h3>



<p>Memberikan <a href="https://www.forbes.com/sites/alankohll/2017/07/19/7-ways-to-avoid-hr-burnout/?sh=1a7cac2e3357">pelatihan merata</a> kepada karyawan dapat mengurangi stres kerja dan antar karyawan pun dapat berbagi mengerjakan tugas. </p>



<p>Misalnya, Si A di divisi HR yang mampu menangani <em>training and development</em> tengah <em>burnout</em>. Dalam kondisi itu, ia tetap bekerja, tetapi berpengaruh pada kinerjanya. Jika ia cuti, tak ada rekan kerja yang mampu mengerjakan tugas Si A.</p>



<p>Dengan pelatihan merata kepada anggota <a href="https://hrpods.co.id/management-and-leadership/divisi-hr-8-posisi-dan-jenjang-karier">divisi HR</a>, mereka dapat menangani dan menggantukan tugas rekan kerja sementara.</p>



<h3 class="wp-block-heading">9) Meminta pertolongan</h3>



<p>Jika Anda yang mengalami <em>burnout</em>, jangan ragu untuk meminta pertolongan. Misalnya, meminta tolong untuk berbagi tugas atau izin ke atasan untuk konseling ke psikolog atau <em>life coach</em>.</p>



<p>Meminta bantuan bukan berarti lemah atau tidak mampu bekerja. Hal ini menunjukkan integritas serta memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Ini manusiawi.</p>



<p>HR perlu mendorong pengambil kebijakan agar perusahaan memiliki upaya pencegahan <em>burnout</em> pada karyawan, sehingga mereka bertumbuh dengan baik dan lebih bahagia saat bekerja.</p>



<p>Sedangkan, karyawan yang terbebani banyak tugas dan waktu kerja tak menentu terus-menerus dapat merusak performa perusahaan. Anda pilih yang mana?</p>


9 Strategi HR Mengatasi Karyawan Burnout

Related News

Interview